• Posted by : Slamet Nuridin October 27, 2024



          Kendal memiliki nilai-nilai luhur budaya yang sangat sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara. Nilai luhur yang pertama adalah gotong royong. Masyarakat Kendal memiliki nilai kebersamaan yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan adanya gotong royong (kerja bakti) dalam membersihkan lingkungan atau membangun fasilitas umum. Selain itu, banyak budaya-budaya yang mencerminkan kebersamaan, seperti budaya weh-wehan yang hanya ada di Kendal. Nilai luhur yang kedua adalah musyawarah mufakat. Hal ini tercerminkan dalam masyarakat Kendal yang selalu menjunjung tinggi musyawarah mufakat dalam pengambilan keputusan. Nilai luhur yang ketiga adalah hormat kepada orang tua. Masyarakat Kendal selalu menghormati orang yang lebih tua. Di dalam musyawarah, mereka selalu meminta pendapat kepada orang yang dituakan dalam masyarakat.

           Pemikiran Ki Hadjar Dewantara dapat dikontekstualkan sesuai dengan nilai-nilai luhur kearifan budaya daerah Kendal yang relevan menjadi penguatan karakter peserta didik, sebagai anggota masyarakat. Hai ini dapat dapat dilakukan dengan cara mengintegrasikan seni budaya lokal seperti batik, gamelan, dan tari tradisional ke dalam pembelajaran untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya lokal. Guru juga dapat melibatkan masyarakat dalam proses pembelajaran juga, misalnya mengundang pengrajin batik untuk berbagi pengalaman atau mengajak peserta didik belajar di lingkungan sekitar. Selain itu, guru juga dapat mengajarkan sejarah Kendal yang kaya akan nilai-nilai perjuangan dan kepahlawanan. Hal ini dapat menginspirasi peserta didik untuk memiliki semangat nasionalisme.

           Salah satu kekuatan pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang akan saya ambil adalah “Ing Ngarsa Sung Tulada” yang berrti seorang guru harus menjadi teladan. Hal ini dapat diterapkan dengan cara guru memberikan contoh dalam bersikap gotong royong. Misalnya, guru dapat aktif dalam kegiatan membersihkan lingkungan sekolah atau ikut serta dalam kegiatan sosial di masyarakat. Hal ini akan membuat peserta didik beranggapan bahwa guru tidak hanya mengajarkan, namun juga menerapkan apa yang sudah diajarkan kepada peserta didik. Guru juga dapat menjadi panutan dalam menghargai seni budaya lokal, seperti dengan mengenakan batik saat mengajar atau mengajak peserta didik untuk belajar gamelan.

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • - Copyright © 2013 Slematika - Powered by Blogger -