Posted by : Slamet Nuridin
September 15, 2024
Setiap tanggal 2 Mei kita memperingati hari pendidikan nasional yang diambil dari hari kelahiran Ki Hajar Dewantara. Sejak muda Ki Hajar berani menentang pemerintah kolonial Belanda bersama Douwes Dekker dan Cipto Mangunkusumo, ia mendirikan Indische Partij pada tahun 1912 yang bertujuan mencapai Indonesia merdeka. Akibat kritiknya pada pemerintah Belanda. Dalam tulisan “Seandainya Aku Seorang Belanda” Ki Hajar diasingkan ke Pulau Bangka. Douwes Dekker dan Cipto Mangunkusumo membela sahabat mereka. Sehingga akhirnya 3 serangkai ini diasingkan bersama sama ke negeri Belanda. Masa pengasingan di Belanda dimanfaatkan Ki Hajar untuk mendalami dunia pendidikan dan pengajaran. Pada tahun 1919, Ki Hajar kembali ke tanah air dan terus mengkritik pemerintahan kolonial Belanda lewat tulisan-tulisannya. Akibatnya, ia pun sering keluar masuk penjara. Tanggal 3 juli 1922 Ki Hajar mendirikan lembaga pendidikan taman siswa di Yogjakarta. Sejak saat itu, Suwardi Suryaningrat memakai nama Ki Hajar Dewantara. Anak anak dari semua kalangan baik ningrat maupun rakyat biasa bisa bersekolah di Taman Siswa. Perguruan ini memiliki semboyan Ing Ngarso Sung Tulodo. Ing Madyo Mangun Karso Tut Wuri Handayani. Artinya. Di depan memberi contoh di tengah membangun semangat dan di belakang memberi dorongan. Prinsip ini berlaku untuk semua pamong atau guru dan murid di taman siswa. Teladan yang bisa diambil dari perjuangan Ki Hajar Dewantara bahwa kita harus terus bergerak. Kita harus berpegang teguh pada pripsip yang kita yakini dan terus berjuang pantang menyerah. Pada saat kita dihadapkan pada musibah, kita harus bisa melihat apakah ada hikmah yang dapat kita ambil dari musibah tersebut. Kita harus selalu berfikir positif dalam menghadapi permasalahan hidup. Dalam mencapai tujuan tertentu, kita harus mencoba bekerja sama dengan orang lain untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Guru di Indonesia harus meneruskan perjuangan Ki Hajar Dewantara dengan menerapkan Filosofi Belajar beliau. Guru di depan harus bisa memberikan contoh yang baik pada peserta didik. Guru di tengah harus bisa membangun semangat belajar peseta didik. Guru di belakang harus bisa memberi dorongan kepada peserta didik agar menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Perkembangan kurikulum di Indonesia sangat dinamis mengikuti perkembangan zaman. Kurikulum 1947 lebih menekankan pada karakter peserta didik, untuk menanamkan rasa kebangsaan yang kuat pada peserta didik. Kurikulum 1952 lebih menonjolkan bahwa setiap mata pelajaran harus berhubungan langsung dengan kehidupan masyarakat, serta harus dapat membangun kesadaran diri sebagai bangsa Indonesia. Pada Kurikulum 1964, pendidikan lebih dipusatkan pada program Pancawardhana, yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional/artistik, dan kesehatan jasmani. Mata. Kurikulum 1968, pelajaran lebih bersifat teoritis, dan tidak selalu mengaitkan dengan kehidupan nyata di masyarakat. Kurikulum 1975 lebih menekankan pada pembelajaran yang efektif dan efisien. Kurikulum 1984 siswa tidak lagi ditempatkan sebagai objek dalam pembelajaran, tetapi ditempatkan sebagai subjek belajar. Kurikulum 1994 memberi banyak penambahan pelajaran, terutama materi pelajaran muatan local. Kurikulum 2004 menggunakan pendekatan kontekstual dan integrasi mata Pelajaran. Kurikulum 2013 kurikulum Berbasis Kompetensi dan Pendekatan Saintifik. Kurikulum Merdeka Belajar bertujuan untuk memperbaharui sistem pendidikan Indonesia agar lebih responsif terhadap perubahan zaman dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan global. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang paling cocok diterapkan di pendidikan Indonesia sekarang dan masa mendatang.